Laman

Senin, 29 November 2010

PNS, PRIMADONA PARA PENCARI KERJA NEGERI INI

Minggu Pagi kali ini (28/11) kampus UNP berbeda dari biasanya. Jika biasanya kampus sepi karena tidak adanya perkuliahan, maka kali ini sangat ramai, sesak dipenuhi manusia. Bahkan sekitar seratus meter menjelang gerbang UNP jalanan sudah macet. Polisi lalulintas dan Satpam kampus jadi sibuk mengatur arus lalu lintas, di dalam dan di luar kampus. Setibanya di kampus, terlihat orang-orang tadi sibuk dan terburu-buru.
Ya, hari Minggu kali ini UNP dipenuhi oleh orang-orang yang penuh dengan asa. Mereka akan mengikuti ujian tes untuk menjadi PNS. Cita-cita sebagian besar penduduk negeri ini. Terbukti lebih dari 5 ribu orang bertarung memperebutkan formasi yang tersedia tidak sampai 300 orang.
UNP adalah lokasi ujian penerimaan CPNS untuk ditempatkan di Provinsi. Berdua dengan Universitas Bung Hatta, dipilih oleh BKD Provinsi Sumbar sebagai tempat penyelenggaraan ujian.
Namun ujian berjalan tidak seperti biasanya. Waktu sudah pukul 8 lewat, namun banyak peserta ujian yang tidak tahu harus mengadu untung dimana. Di nomor ujian mereka lokasi ujiannya hanya tertulis gedung UNP, tanpa tahu dimana lokasi secara detailnya Di kaca rektorat yang tidak dipakai lagi ditempel pengumuman lokasi ujian. Peserta berdesak-desakan melihat pengumuman itu. Setelah melihat pengumuman itu, peserta selanjutnya harus mencari lokasi yang disebutkan.
. “Pak gedung FBSS dimana pak? Ujar salah satu peserta pada petugas yang membantu memberi petunjuk. Petugas tersebut menunjukkan dan tak ayal, karena waktu yang sudah mepet, tukang ojek pun panen kecil-kecilan pagi itu.
Salah seorang peserta lainnya mengatakan dia tidak tahu lokasi ujiannya dimana, maklum kampus UNP memang luas. Sementara panitia baru menempel pengumuman lokasi ujian tadi malam. Maka pagi itupun, selain memikirkan apa soal yang akan keluar, maka peserta juga harus berpikir dimana lokasi ujian mereka.
Setelah pukul Sembilan, suasana mulai tenang, walau masih ada orang yang kebingungan mencari lokasi ujian. Kendaraan tersusun di pinggir-pinggir jalan dan halaman kampus. Ada tukang parkir dadakn yang duduk –duduk di dekat kenderaan mereka, umumnya tukang parkir tersebut adalah anak-anak sekitar kampus. Ada yang masih bercelana SMP, namun ada juga yang sudah dewasa. Pemilik kenderaan sedang mengadu untung di hadapan lembaran soal dan jawaban. Kening mereka mulai berkerut-kerut, bahkan ada yang menggaruk-garuk kepala.
Di beberapa kelas ada peserta yang tidak datang mengikuti ujian. Mungkin putus asa, atau mungkin sudah memilih daerah lain sebagai tujuannya mengadu untung.
Salah seorang pengawas yang enggan disebutkan namanya mengaku prihatin dengan penyelenggaraan ujian kali ini. Menurutnya panitia tidak siap, terbukti dari lokasi ujian yang baru ditentukan malam menjelang ujian. Pengawas ujian tersebut juga prihatin dengan banyaknya pelamar PNS, menurutnya itu adalah karena gagalnya pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan. Bahkan ada juga orang yang sudah menjadi pegawai swasta masih mengikuti ujian CPNS, hal itu menurutnya terjadi karena orang-orang tersebut belum mendapatkan jaminan hidup maupun kesejahteraan ditempatnya bekerja sekarang. “Jika saja lapangan pekerjaan banyak, atau kesejahteraan pegawai swasta terjamin, pelamar CPNS tentu tidak akan sebanyak ini,”ujarnya ketus.
Hal tersebut diakui oleh salah seorang staf BKD. Pelamar yang membludak membuat BKD kelabakan, jika tahun lalu pelamar untuk Provinsi hanya 3500an, maka tahun ini mencapai lebih dari 5000 orang. Padahal BKD hanya memprediksi pelamar sekitar 4000 orang, sehingga memang BKD agak keteteran dalam menentukan lokasi ujian.
Selanjutnya Padang Ekspres berjalan-jalan ke UBH, tempat pelaksanaan ujian berikutnya. Keadaan juga tenang, mereka ujian di local-lokal kuliah, bahkan sampai ke lantai 3 dan 4 kampus proklamator tersebut. Pemandangan terlihat indah, laut menghampar bisa disaksikan dari tempat mereka memikirkan soal-soal yang akan membawa mereka menjadi pegawai negeri, angina juga berhembus sepoi-sepoi. “Senang rasanya mengawas disini,” ujar salah seorang pengawas. “Anginnya sepoi-sepoi, seperti ada AC alam, namun kalau gempa bingung juga,”ujarnya. Ternyata gempa selalu menjadi pemikiran sebagian orang saat menaiki gedung bertingkat di kota ini.
Beberapa saat setelah itu ujian selesai. Peserta pun keluar satu per satu. Wajah-wajah optimis itu kemudian menemui pengantarnya yang menunggunya. Ada salah seorang pengantar mengaku mengantarkan pacarnya yang mengikuti ujian. “Saya mengantar pacar saya, mudah-mudahan dia lulus, agar kami bisa segera menikah,”ujar pria yang mengaku memiliki bengkel kecil-kecilan di kawasan Bukittinggi ini.
Salah seorang peserta yang datang jauh-jauh dari Jakarta mengaku agak kesal saat ujian. Sudah ujian PNS pun masih banyak yang mencontek, sungguh kebiasaan buruk di Negara ini. Menurutnya dia sudah bekerja di salah satu media cetak di Jakarta, ternyata rekan satu profesi dengan wartawan Koran ini. Dia ikut tes bukan tidak senang dengan profesinya, dia hanya merasa tidak sejahtera dan merasa tidak menjamin masa depannya. Apalagi dia wanita, susah untuk bekerja dari pagi sampai malam apabila sudah punya anak. “Saya senang dengan pekerjaan saya yang sekarang, namun orang tua memaksa ikut tes, katanya nanti saya susah saat sudah bekeluarga, karena wanita harus mengurus anak. Lagipula orang tua merasa pekerjaan saya sekarang tidak menjamin masa depan saya,”ujarnya tersenyum, menyalami temannya dan kemudian beranjak pergi. Dia datang kemarin siang dengan pesawat dan akan berangkat lagi sore ini, karena pekerjaannya yang sudah menunggu. Dia memang tidak minta izin untuk ikut tes PNS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar